Home | Saved News
(+) Save News



Analisis Saham Abadi Lestari (RLCO) dari Samuel Sekuritas Potensi Kenaikan 43%



Analisis Saham Abadi Lestari (RLCO) dari Samuel Sekuritas Potensi Kenaikan 43%

Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) telah menetapkan harga saham perdana dalam penawaran awal di level atas yakni Rp 168 per saham. Semula, calon emiten pengolah sarang burung walet tersebut ini menawarkan saham di Rp 150 hingga Rp 168 per saham. 

Sekuritas yang menjadi penjamin emisi efek yakni PT Samuel Sekuritas Indonesia membuat riset dan perhitungan akan prospek Abadi Lestari Indonesia (RLCO). Analis Samuel Sekuritas Indonesia Kenzie Keane dalam riset pada 30 September 2025 memaparkan jika salah satu pengolah dan eksportir sarang burung walet terbesar di Indonesia ini diperkirakan bisa mencatat pertumbuhan pendapatan dengan CAGR 21,5% pada 2025–2027. Prospek ini ditopang kuatnya permintaan luar negeri dan kondisi industri yang positif, mengingat Indonesia memasok sekitar 75% kebutuhan sarang burung walet dunia.

Di sisi permintaan, lebih dari 85% ekspor RLCO ditujukan ke Hong Kong dan China, di mana tren konsumsi sarang burung dari kalangan muda berdaya beli tinggi terus meningkat. Selain itu, kesadaran global terhadap kesehatan juga mendorong permintaan, tercermin dari pertumbuhan ekspor sarang burung Indonesia yang mencatat CAGR 10 tahun sebesar 15,7%. 

Di dalam negeri, berkembangnya sektor F&B berbasis kesehatan ikut mendukung prospek RLCO, dengan pasar suplemen makanan Indonesia diperkirakan tumbuh dari US$ 3,24 miliar pada 2024 menjadi US$ 4,72 miliar pada 2030.

Menurut analis Samuel Sekuritas Indonesia Kenzie Keane dan Jonathan Guyadi dalam riset memprediksikan jika RLCO bisa memperkuat pertumbuhan melalui ekspansi portofolio consumer goods yang saat ini menyumbang 88,5% pendapatan. Produk seperti ready-to-drink (RTD), ready-to-eat (RTE), dan minuman bubuk akan diarahkan ke pasar ekspor baru seperti Thailand dan Vietnam mulai kuartal II 2025. "Ke depan, perusahaan juga membidik pasar AS dan Filipina untuk memperluas jangkauan ekspor,” tulis kedua analis tersebut. 

Selain sarang burung premium, manajemen tengah mendiversifikasi produk ke kategori berbasis protein alami seperti kaldu ayam, kolagen, serta inovasi minuman dan makanan siap konsumsi. Melalui brand seperti Lion Nest, Jade Nest, Realfood, dan Momiku, RLCO mengoperasikan tiga fasilitas produksi modern di Bojonegoro, Jawa Timur yang mendukung kapasitas besar, kontrol kualitas ketat, dan kesiapan ekspor kuat.

Menurut Samuel Sekuritas, laba RLCO berpotensi tumbuh pesat dan memiliki valuasi yang menarik potensi upside hingga 43%. 

Di bawah kepemimpinan CEO dan pemilik Edwin Pranata, RLCO mencatat lonjakan laba bersih lebih dari tiga kali lipat dalam lima bulan pertama 2025, mencapai Rp14,5 miliar. Fokus pada produk non–sarang burung bernilai margin lebih tinggi serta penetrasi pasar ekspor baru menjadi motor utama pertumbuhan laba ke depan.

Valuasi perusahaan dihitung menggunakan model DCF 5 tahun dengan WACC 5,7% dan terminal growth 2,0%. Hasilnya, RLCO memiliki nilai ekuitas sebesar Rp 709 miliar atau Rp 227 per saham, mencerminkan P/S 1,1x (diskon 45% dibandingkan emiten sejenis) dan memberikan potensi kenaikan hingga 43%. "Pada 2025, ROE RLCO diperkirakan mencapai 19,1%, atau 49% lebih tinggi dari rata-rata industri,” ujar Kenzie dalam riset.

Ini artinya potensi kenaikan harga RLCO jika menggunakan asumsi harga wajar di Rp 227 per saham maka bisa naik 35,12% dari harga IPO di Rp 168 per saham. 

Meski begitu, Kenzie mengakui jika RLCO memiliki risiko atas proyeksi pertumbuhan terlihat dari melemahnya daya beli konsumen terutama karena permintaan FMCG secara umum masih lesu dan biaya consumer packaged goods (CPG) meningkat. Kondisi ini dapat menekan kemampuan perusahaan menaikkan harga dalam jangka pendek. 

Untuk mengatasi hal tersebut, RLCO dapat menerapkan strategi price-pack, agar lebih menarik bagi konsumen yang mencari nilai terbaik. Dengan permintaan global yang kuat, inovasi produk, dan ekspansi agresif ke pasar baru, RLCO berada pada posisi strategis untuk mempertahankan pertumbuhan jangka panjang.

Adapun posisi kepemilikan saham RLCO saat ini sebanyak 97% dimiliki oleh Realco Omega Investama, Budiono 0,1%, Edwin Pranata 2,9% dan Edi Haryanto 0,1%. Nah pasca penawaran saham sebanyak 625 juta saham setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh maka kepemilikan saham Realco Omega akan berkurang menjadi 77,6%, Budiono jadi 0%, Edwin Pranata 2,3% dan Edi Haryanto 0%. 

Samuel Sekuritas juga membuat hitungan akan prospek kinerja RLCO di tahun ini hingga tahun 2027. Pendapatan RLCO diperkirakan mencapai Rp 635 miliar pada 2025 dengan laba bersih Rp 35 miliar. Sementara di tahun 2026 pendapatan dan laba bersih RLCO akan menjadi Rp 773 miliar dan Rp 54 miliar. Untuk tahun 2027, hitungan Samuel pendapatan dan laba bersih RLCO mencapai Rp 952 miliar dan Rp 78 miliar. 





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS