Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tercatat melemah sepanjang 2025. Hingga sembilan bulan tahun 2025, laba bersih PJAA turun 41,7% secara tahunan (YoY) menjadi Rp58,6 miliar di akhir September. Pendapatan juga terkoreksi 9,4% YoY menjadi Rp798,52 miliar.
Head of Online Trading BCA Sekuritas, Achmad Yaki, mengatakan bahwa tekanan pada kinerja terutama berasal dari bisnis pariwisata yang masih menjadi kontributor utama perseroan.
“Penurunan kinerja ini sebagian besar dipengaruhi pergeseran pola kunjungan wisatawan dan fluktuasi kondisi ekonomi domestik,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).
Yaki menjelaskan bahwa manajemen PJAA juga menetapkan target yang lebih konservatif untuk tahun buku 2025. “Target pendapatan 2025 hanya Rp1,1 triliun, atau 13% lebih rendah dari realisasi 2024 yang mencapai Rp1,26 triliun,” jelasnya.
Hingga kuartal III-2025, realisasi pendapatan perseroan sudah mencapai 72,6% dari target tahunan, namun pencapaian laba bersih baru sekitar 58% dari target manajemen.
Menurut dia, perseroan kini fokus menjaga efisiensi operasional dan mendorong kolaborasi untuk mengejar target pada sisa tahun. Salah satu strategi yang dilakukan adalah mengoptimalkan momentum libur Natal dan Tahun Baru.
“Manajemen menargetkan 800 ribu wisatawan selama periode Nataru 2025, yang diharapkan dapat menyumbang sekitar 10% terhadap total pendapatan,” terang Yaki.
Untuk tahun depan, Yaki menilai peluang pertumbuhan PJAA tetap terbuka, meski dibayangi sejumlah risiko seperti kondisi cuaca, persaingan destinasi wisata, dan efektivitas belanja modal. “Prospek 2026 akan sangat bergantung pada pemulihan tren kunjungan dan kemampuan perseroan menjaga efisiensi,” katanya.
Dari sisi saham, Yaki menilai pergerakan PJAA masih cenderung melemah. “Tren harganya masih bearish dan sideways sejak 2 Oktober 2025. Kecuali bisa rebound di atas Rp555 per saham, target terdekatnya ada di Rp600 per saham,” pungkasnya.