Home | Saved News
(+) Save News



BI Pangkas Suku Bunga, September Ceria Bagi IHSG



BI Pangkas Suku Bunga, September Ceria Bagi IHSG

Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus level 8.000 usai Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan alias BI Rate 25 basis points (bps) menjadi 4,75%. 

Pada perdagangan Rabu (17/9/2025), IHSG ditutup menguat 0,85% ke level 8.025,19 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 14.545,58 triliun. Sepanjang hari ini, nilai transaksi di pasar saham Indonesia menebus Rp 18,27 triliun. 

Keputusan BI itu dinilai menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Katalis ini bisa menghapus idiom September Effect dan berganti menjadi September Cerita. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyebut pemangkasan suku bunga ini menunjukkan BI ingin mendorong pertumbuhan ekonomi sambil menjaga stabilitas.  

“Tadinya pasar memproyeksikan BI akan melakukan pemotongan suku bunga di kuartal IV-2025, tapi ternyata di September BI sudah melakukannya,” katanya kepada Kontan, Rabu (17/9/2025).

 

Jika Amerika Serikat (AS) dan China kembali mencapai kesepakatan, maka akan menjadi sentimen tambahan untuk IHSG kembali menguat. Nico memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 7.910–8.000 hingga akhir September 2025. 

Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas menambahkan, investor terindikasi tengah dalam fase euforia merespons sejumlah stimulus fiskal dan moneter dalam beberapa pekan terakhir. 

“Ini mendasari optimisme pelaku pasar, khususnya investor domestik terhadap outlook ekonomi Indonesia setidaknya di sisa 2025,” tuturnya. 

Dengan gelontorkan stimulus dari dalam negeri, Phintraco Sekuritas menilai, IHSG berpeluang tutup di atas level psikologis 8.000 sampai dengan 8.500 sampai akhir 2025. 

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pelaku pasar mengapresiasi keputusan BI sehingga IHSG bisa bergerak positif bahkan menembus level 8.000. 

“Bahkan performa positif ini diperkirakan berlanjut pada Oktober hingga Desember berdasarkan rata-rata lima tahun terakhir,” katanya.

Nafan bilang selain kebijakan BI, pasar juga mendapat angin segar dari 17 paket stimulus ekonomi yang digelontorkan oleh pemerintah, yang bertujuan untuk memperkuat daya tahan ekonomi domestik. 

Saat ini, kata Nafan, pelaku pasar sangat menantikan penetapan suku bunga The Fed beserta proyeksi ekonomi terbaru dari Negeri Paman Sam itu pada Kamis (18/9/2025) dini hari. 

Dalam jangka pendek, dia memproyeksikan IHSG akan menguji resistance di level 8.152 dengan support di posisi 7.868. Jika level tersebut terlampaui, support IHSG berikutnya ada di 7.786. 

“Berdasarkan sektor, indeks IDX sektor non siklikal dan IDX sektor keuangan berpotensi menguat ke depannya karena ada kebijakan yang pro pertumbuhan dari BI,” ucap Nafan.

Namun Nafan menilai investor juga dapat mencermati saham-saham yang masih bervariasi murah tetapi menawarkan dividen yang atraktif, yakni AUTO, BBNI, BBTN, BMRI, BNGA, BTPS, ELSA, ERAA, PGAS, PTBA, TLKM dan SIDO

 

Sementara, Nico menilai hampir semua sektor akan mendapatkan angin segar dari pemangkasan suku bunga ini. Namun dia bilang investor dapat mencermati saham perbankan, properti, emas dan non siklikal. 

Valdy menilai investor dapat mencermati saham-saham yang sensitif dengan suku bunga, seperti perbankan dan properti. Selain itu, saham-saham yang lebih defensif seperti consumer goods dan ritel juga bisa dilirik. 





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS