Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks saham Nikkei Jepang ditutup pada titik tertinggi dalam dua bulan pada Kamis (12/12), mengikuti jejak Wall Street.
Menyusul laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang sesuai perkiraan, meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed minggu depan.
Melansir Reuters, indeks Nikkei naik 1,21% pada sesi keempat berturut-turut untuk mencapai 39.849,14, penutupan tertingginya sejak 15 Oktober. Indeks ini sempat menembus 40.000 untuk pertama kalinya sejak hari tersebut.
Indeks Topix yang lebih luas juga mengalami kenaikan, bertambah 0,86% menjadi 2.773,03.
"Indeks Nikkei tidak dapat mempertahankan level 40.000 karena investor menjual saham untuk merealisasikan keuntungan," ujar Jun Morita, manajer umum departemen riset di Chibagin Asset Management.
"Tetapi, lingkungan pasar tetap positif bagi saham lokal karena yen tampaknya tetap lemah terhadap dolar meskipun The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga dan Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga."
Indeks acuan S&P 500 Wall Street naik pada Rabu, dan reli saham-saham teknologi mendorong Nasdaq menembus angka 20.000 untuk pertama kalinya setelah laporan inflasi tersebut.
BOJ cenderung mempertahankan suku bunga pada rapat minggu depan, karena pembuat kebijakan lebih memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk memeriksa risiko luar negeri dan petunjuk mengenai prospek upah tahun depan.
"Apakah BOJ menaikkan suku bunga bulan ini atau bulan depan, pasar tidak akan bergerak drastis seperti yang terjadi pada bulan Agustus," kata Yugo Tsuboi, kepala strategi di Daiwa Securities.
Swap rate menunjukkan kemungkinan 25,3% untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin minggu depan dan kemungkinan 69% untuk kenaikan tersebut pada Januari.
Perusahaan pembuat peralatan pengujian chip, Advantest, melonjak 5% dan menjadi penyumbang terbesar bagi kenaikan Nikkei. Pemilik Uniqlo, Fast Retailing, naik 0,87%.
Sementara itu, pembuat wafer silikon Shin-Etsu Chemical turun 0,77%, memberikan tekanan terbesar pada Nikkei.
Dari lebih dari 1.600 saham yang diperdagangkan di pasar utama Bursa Saham Tokyo, 64% mengalami kenaikan, 32% mengalami penurunan, dan 3% tidak berubah.