Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana diproyeksi dapat mencapai Rp 800 triliun pada awal tahun 2026.
Berdasarkan data OJK, total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 656,96 triliun per November 2025. Jumlah ini naik 30,63% secara year to date (ytd) dan naik 31,76% secara year on year (yoy).
Wawan Hendrayana, Vice President Infovesta Utama mengatakan, kenaikan dana kelolaan reksadana hingga November 2025 masih didominasi oleh jenis pasar uang dan pendapatan tetap.
Ini didorong oleh penurunan suku bunga perbankan sehingga investor mencari investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dengan risiko terukur.
“Reksadana saham juga mulai mengalami kenaikan AUM karena perbaikan kinerja walau tidak setinggi reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap,” ujar Wawan kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).
Wawan memproyeksikan dana kelolaan reksadana dapat meningkat pada awal tahun 2026. Hal ini mengingat era suku bunga rendah, di mana kebijakan pemerintah memang mendorong penurunan suku bunga dan potensi penurunan suku bunga The Fed yang akan diikuti Bank Indonesia.
“Maka minat investasi pada reksadana masih akan tinggi terutama pada jenis pasar uang dan pendapatan tetap. Proyeksi kami dana kelolaan dapat menembus Rp 700 triliun menuju Rp 800 triliun,” ucap Wawan.
Wawan berharap pertumbuhan ekonomi pada tahun depan dapat bertumbuh di atas 5%. Hal ini akan membuat pasar ekuitas menarik.
Kinerja reksadana saham yang baik tahun ini di atas jenis yang lain, walau masih di bawah IHSG, dapat menarik minat investor. Reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap juga masih menjadi primadona utama.
“Kita juga berharap ETF emas dapat diluncurkan pada tahun 2026 dan membuka basis investor reksadana beririsan dengan investor emas,” kata Wawan.
Direktur Mandiri Manajemen Investasi (MMI), Ernawan Rahmat Salimsyah mengatakan, kehadiran ETF emas akan melengkapi portofolio Mandiri Manajemen Investasi. Saat ini seluruh produk MMI telah dipasarkan melalui 43 APERD, termasuk mitra distribusi di Singapura.
Ia bilang, ETF emas dirancang untuk efisiensi, transparansi, dan mengikuti dinamika harga emas domestik maupun global dengan biaya per unit penyertaan yang kompetitif.
“Mandiri Investasi optimistis produk ini akan mendapat sambutan kuat dari investor institusi maupun ritel, serta menjadi katalis pertumbuhan AUM perusahaan pada 2026,” ujar Ernawan.
Hingga 4 Desember 2025, dana kelolaan konsolidasi Mandiri Manajemen Investasi telah melampaui Rp 80 triliun dan diproyeksikan terus meningkat hingga akhir tahun 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan bahwa aturan berupa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang ETF emas diharapkan akan terbit pada kuartal I–2026.
“Iya benar kelihatannya kuartal 1 (2026) ya,” ujar Inarno kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).
Seperti diketahui, kontribusi terbesar dana kelolaan reksadana per November 2025 berasal dari reksadana pendapatan tetap sebesar 35,63%, reksadana pasar uang sebesar 21,13%, dan reksadana saham sebesar 11,56%.
Berdasarkan data Infovesta Utama, return reksadana saham per November 2025 menjadi yang tertinggi yakni 17,32%. Sementara return reksadana pendapatan tetap 6,55%, dan return reksadana pasar uang 4,12%.
Jika dilihat secara rinci, 10 produk reksadana saham terbaik memiliki return di kisaran 69,69% sampai 138,85%. Berikutnya, 10 produk reksadana pendapatan tetap terbaik mencetak return 10,27% sampai 12,59%.
Selanjutnya, 10 produk reksadana pasar uang terbaik membukukan return 5,48% sampai 9,60%.