Home | Saved News
(+) Save News



IHSG Cetak All Time High, Investor Domestik Jadi Kekuatan Utama



IHSG Cetak All Time High, Investor Domestik Jadi Kekuatan Utama

Reporter: Yuliana Hema | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis baru. Pada perdagangan Selasa (2/12), IHSG ditutup menguat 0,80% ke posisi 8.617,04.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan berdasarkan partisipasi transaksinya, investor domestik menyumbang 70% dari perdagangan Selasa (2/12). Sementara sisanya, berasal dari investor asing. 

Dominasi investor Tanah Air juga berlangsung sepanjang tahun berjalan ini. Secara year to date, investor domestik berkontribusi sebesar 64% dari nilai transaksi dan sisanya asing. 

Tingginya partisipasi investor dalam negeri sejalan dengan pertumbuhan investor pasar modal. BEI mencatatkan sepanjang 2025 berjalan ini, investor pasar modal sudah mencapai 19,7 juta SID.

Jika dirinci lebih dalam, jumlah investor saham mencapai 8,3 juta secara year to date. Ini meningkat 29,7% atau 1,9 juta investor dari posisi akhir 2024 yang mencapai 6,4 juta investor. 

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjabarkan dari sisi kepemilikan saham investor ritel mencapai 18,8% dari total kapitalisasi pasar sebesar Rp 15.600 triliun per Oktober 2025. 

Jeffrey bilang jumlah itu setara dengan Rp 2.932 triliun. Di mana, 39,9% dimiliki oleh investor institusi lokal dan sisanya investor asing 42%. Secara akumulasi, total kepemilikan investor domestik mencapai 58,7%. 

“Jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2024, kepemilikan saham investor ritel mencapai 16,1% dari total market cap Rp 12.000 triliun. Artinya, ada penambahan sebesar Rp 1.000 triliun dari ritel,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (2/12/2025). 

BEI juga mencatatkan, kontribusi investor ritel terhadap nilai transaksi harian ikut meningkat. Di mana, sampai Oktober 2025, kontribusinya mencapai 49,2% dari Rp 16,6 triliun atau setara dengan Rp 8,2 triliun. 

Di sisi lain, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan porsi kepemilikan aset investor domestik telah mencapai 62,77%, sementara kepemilikan aset investor asing berada di kisaran 37,23% per 7 November 2025. 

Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Samsul Hidayat bilang jumlah investor dan komposisinya juga menunjukkan dominasi investor lokal yang mencapai 99,77%. 

Menurutnya, bertambah besarnya kontribusi investor lokal, baik dari sisi jumlah maupun nilai aset, membuat ketahanan pasar modal Indonesia menjadi semakin baik dan aktivitas transaksi menunjukkan peran investor domestik yang semakin kuat. 

“Ini mencerminkan partisipasi masyarakat Indonesia di pasar modal terus meningkat dan memberi fondasi yang lebih stabil bagi perkembangan pasar modal ke depan, terutama di tengah dinamika dan isu-isu global,” kata Samsul.  

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai meskipun asing masih keluar, tetapi selama optimisme dari dalam  negeri kuat, maka penguatan IHSG mampu terjadi. 

Pada perdagangan Selasa (2/12/2025), investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 453,84 miliar. Namun dalam sepekan terakhir, net sell asing mencapai Rp 2,28 triliun, di mana sepanjang tahun berjalan net sell asing menembus Rp 29,97 triliun. 

Nico menilai dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini, investor domestik, khususnya ritel tentu sudah cukup matang dalam menghadapi volatilitas yang terjadi saat ini.

Dia pun tak menampik, penguatan IHSG ditopang oleh saham-saham lapis kedua dan ketiga. Menurutnya, dengan harga yang jauh lebih terjangkau memberikan kesempatan bagi investor domestik untuk berpartisipasi.  

“Yang bergerak juga merupakan saham saham lapis kedua, ketiga yang memang secara harga tentu jauh lebih murah sehingga juga memberikan kesempatan bagi investor domestik untuk bisa ikut ambil bagian,” jelas dia. 

Dengan tembusnya level psikologis baru di 8.600, Nico masih menanti IHSG untuk mencapai titik 8.660. Dia memproyeksikan, level tersebut akan bisa dicapai dalam waktu dekat.

“Kalau The Fed memangkas tingkat suku bunga, kami melihat BI Rate pun juga berpeluang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunganya. Ini akan memberikan stimulus terhadap perekonomian Indonesia,” ucap Nico. 

Dia menjelaskan dengan tingkat probabilitas sebesar 74%, ada potensi untuk mencapai 8.940. Namun, situasi dan kondisi ini akan tercapai apabila IHSG tidak turun lebih rendah dari 8.000 dan sentimen ekonomi juga mendukung. 





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS