Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar kripto kembali bergairah usai rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) mendukung prospek pemangkasan suku bunga lanjutan.
Mengutip Coinmarketcap, Kamis (12/12) pukul 14.15 WIB, harga Bitcoin menembus level US$100.607, menguat sekitar 3,07% dalam 24 jam terakhir.
Data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) AS menjadi salah satu penentu arah kebijakan ekonomi Federal Reserve (Fed). Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi tahunan AS naik tipis menjadi 2,7% pada November, dibandingkan 2,6% di bulan sebelumnya.
Peningkatan inflasi CPI ini sejalan dengan ekspektasi pasar, sehingga memicu optimisme atas pemangkasan suku bunga Fed pada pertemuan FOMC minggu depan. Selain Bitcoin, alternative coin (altcoin) juga menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS, CPI utama meningkat sebesar 0,3% secara bulanan, sedikit lebih tinggi dibandingkan 0,2% pada Oktober. Untuk CPI inti, yang mengecualikan harga pangan dan energi, angka tahunan tetap stabil di 3,3%, dengan kenaikan bulanan juga bertahan di 0,3%.
Angka-angka tersebut mencerminkan stabilitas inflasi dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Para investor memandang kondisi ini sebagai peluang bagi Federal Reserve untuk melanjutkan tren pelonggaran kebijakan moneternya, yang diproyeksikan berupa pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada minggu depan. Alat CME FedWatch menunjukkan probabilitas 97% terhadap skenario ini.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan, data inflasi CPI terbaru AS memberikan angin segar bagi pasar kripto yang sebelumnya mencatat volatilitas tinggi. Harga Bitcoin, misalnya, berhasil menembus level US$ 101.000 atau sekitar Rp1,6 miliar setelah mengalami peningkatan sebesar 6% pasca rilis data CPI.
“Pasar kripto memulai minggu ini dengan kejatuhan dengan likuiditas besar-besaran yang tercatat di pasar. Tampaknya investor telah mengambil jeda, sementara yang lain membukukan keuntungan setelah reli yang kuat baru-baru ini, yang telah memicu peningkatan volatilitas minggu ini,” ungkap Fyqieh dalam siaran pers, Kamis (12/12).
Altcoin utama seperti Ethereum, XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA) juga mengalami kenaikan signifikan. XRP memimpin reli dengan lonjakan 23%, diikuti oleh SOL sebesar 11%, dan ADA sebesar 16%. Indeks Fear and Greed pasar kripto kini berada di level 73, mencerminkan sentimen "Extreme Greed" di kalangan investor.
Fyqieh berujar, meski CPI menjadi pendorong utama sentimen saat ini, investor masih menantikan data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang dijadwalkan rilis pada Kamis (12/12). Data ini diharapkan memberikan indikasi lebih jelas tentang arah kebijakan Fed di masa depan.
‘’Jika hasil PPI mendukung ekspektasi pasar, potensi reli lanjutan di pasar kripto menjadi semakin besar,” ucap Fyqieh.
Tidak hanya Bitcoin dan altcoin utama, beberapa sektor lain juga mencatatkan performa positif. Token berbasis kecerdasan buatan (AI) melonjak lebih dari 7%, dengan beberapa token AI teratas mengalami kenaikan dua digit. Selain itu, koin meme seperti Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), dan FLOKI turut mencatatkan kenaikan signifikan.
Namun, Fyqieh mengingatkan, meskipun ada optimisme di pasar, investor tetap perlu berhati-hati. Bitcoin memiliki sejarah volatilitas yang ekstrem, dan koreksi harga sering kali terjadi setelah lonjakan besar. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami risiko sebelum membuat keputusan besar.
Secara keseluruhan, data inflasi CPI AS yang stabil dan prospek pemangkasan suku bunga oleh Fed, pasar kripto menunjukkan potensi reli yang lebih kuat. Bitcoin, altcoin, serta sektor-sektor lainnya memberikan sinyal positif bagi investor. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan mengingat volatilitas tinggi di pasar kripto.
Pertemuan FOMC minggu depan akan menjadi momen penting untuk menentukan arah kebijakan moneter AS dan dampaknya pada aset-aset berisiko, termasuk mata uang kripto.