Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo (AKRA) membukukan pendapatan yang solid pada kuartal I-2025. Namun, laba bersih justru tertekan sebanyak 4,2 secara tahunan menjadi Rp 520 miliar.
Analis Edvisor Profina Visindo, Indy Naila mencermati, penurunan laba bersih perseroan disebabkan beban operasional dari jaringan ritel BBM dan pengembangan JIIPE.
"Meskipun secara volume penjualan terdapat peningkatan, terdapat fluktuasi dari harga batubara global,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (17/6).
Ditambah lagi, ke depan, terdapat risiko penurunan permintaan batubara. Indy melihat tantangan ini muncul seiring adanya pengurangan impor batubara dari Tiongkok.
Oleh karena itu, untuk menyiasatinya, AKRA mengalihkan volume dari sektor batubara menjadi ke general market atau pasar umum yang lebih stabil. Indy juga melihat ada risiko penurunan pendapatan untuk emiten batubara karena permintaan dari Tiongkok yang juga melemah.
Meski begitu, ia pun menyorot segmen ritel BBM perseroan yang terus dikembangkan melalui ekspansi outlet baru. Juga, AKRA memperluas layanan utilitas di kawasan industri JIIPE.
Indy memandang hal ini menjadi prospek baik untuk perseroan, sebab dapat berpengaruh ke peningkatan volume dan margin.
Ke depan, ia mencermati realisasi penjualan lahan JIIPE sebagai sentimen yang perlu dipantau. Selain itu, kenaikan permintaan bahan kimia dari industri domestik pun dapat memengaruhi kinerja hingga akhir tahun 2025.
“Namun, sebaiknya ke depannya tetap waspada akan fluktuasi harga batubara dan biaya operasional,” ujarnya.
Melihat kinerja dan prospek emiten ke depan, Indy merekomendasikan beli AKRA dengan target harga Rp 1.400 per saham.