Reporter: Rashif Usman | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham emiten energi terafiliasi Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) terus mendaki usai masuk Indeks MSCI Small Cap periode November 2025-Februari 2026. Investor ritel sebaiknya beli atau jual saham RAJA?
Harga saham RAJA pada akhir perdagangan Rabu 3 Desember 2025 ditutup di level 6.600 naik 200 poin atau 3,13% dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam perdagangan 30 hari terakhir, harga saham RAJA terakumulasi naik 2.430 poin atau 58,27%.
Harga saham RAJA tren naik sejak pengumuman masuknya saham milik pengusaha yang juga suami Ketua DPR Puan Maharani ini ke Indeks MSCI Small Cap.
Meski telah naik tinggi, analis prediksi harga saham RAJA masih berpotensi meningkat. Pasalnya, kinerja RAJA pada tahun 2025 cukup bagus.
RAJA mencatat kenaikan pendapatan di tengah penurunan laba bersih hingga periode kuartal III-2025. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Selasa (2/12/2025), RAJA membukukan pendapatan sebesar US$ 196,04 juta, naik 3,36% yoy dari US$ 189,66 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Rincian Pendapatan RAJA Kuartal III-2025
Pendapatan bersih RAJA sebagian besar berasal dari pihak ketiga, yang meliputi:
- Penjualan gas: US$ 106,4 juta
- Lifting minyak dan gas: US$ 37,61 juta
- Jasa penyaluran minyak KSO: US$ 25,75 juta
- Operasi & pemeliharaan: US$ 4,9 juta
- Jasa fasilitas LPG: US$ 1,74 juta
- Jasa sewa: US$ 1,57 juta
- Kompresi & transmisi gas: US$ 1,29 juta
- Penyediaan kendaraan, tenaga kerja & konsultasi proyek: US$ 1,08 juta
- Pendapatan lain-lain: US$ 2,87 juta
Sementara pendapatan dari pihak berelasi melalui aktivitas engineering, procurement, and construction (EPC) tercatat US$ 5,98 juta.
Tonton: 150 WNI Terancam Hukuman Mati di Malaysia, Mayoritas Terjerat Kasus Narkotika
Laba Bersih Induk Turun 8,34%
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan turut naik menjadi US$ 139,75 juta (dari sebelumnya US$ 138,24 juta). Dampaknya, RAJA masih mencatat peningkatan laba bruto menjadi US$ 56,28 juta, naik dari US$ 51,41 juta.
Namun dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 8,34% yoy menjadi US$ 17,75 juta, dari posisi sebelumnya US$ 19,36 juta.
Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menjelaskan penurunan laba induk terutama dipengaruhi oleh:
1. Divestasi sebagian kepemilikan RAJA pada PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) saat IPO awal 2025.
2. Pergeseran kontribusi laba, di mana pertumbuhan justru lebih besar berasal dari entitas anak yang tidak dimiliki penuh.
3. Peningkatan beban keuangan serta depresiasi aset baru.
Djauhar menegaskan divestasi RATU merupakan bagian dari strategi korporasi untuk memperkuat struktur permodalan dan fokus pada bisnis inti.
“Hingga Kuartal III 2025, kinerja RAJA tetap konsisten dan sesuai proyeksi. Kami optimistis target 2025 dapat tercapai lebih baik dibandingkan tahun lalu,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).
Pandangan Analis: Margin Tertekan, Beban Naik
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menilai:
- Laba bersih induk tertekan akibat biaya keuangan tinggi
- Depresiasi meningkat dari aset baru
- Porsi laba ke kepentingan nonpengendali naik
Menurutnya, meski laba konsolidasian naik, laba induk tetap terkoreksi.
Head of Korea Investment Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menambahkan bahwa margin RAJA melemah akibat:
- Kenaikan beban operasional
- Beban pemeliharaan lebih tinggi
- Margin beberapa kontrak gas menurun
Tonton: China Murka! Jepang Berencana Kirim Rudal Canggih ke Filipina
Prospek RAJA 2025–2026
2025: Pertumbuhan flat hingga moderat
Margin diperkirakan belum pulih akibat tingginya cost of fund dan tekanan biaya.
2026: Prospek membaik
Pemulihan dapat terjadi bila:
- Integrasi akuisisi LNG/midstream berjalan efektif
- Volume distribusi gas meningkat
- Suku bunga turun sehingga meringankan biaya keuangan
- Infrastruktur LNG mulai menghasilkan pendapatan lebih stabil
“Sisi positif datang dari ekspansi LNG dan potensi penurunan biaya keuangan. Namun risiko tetap ada pada belanja modal besar dan volatilitas harga gas,” jelas Sukarno.
Rekomendasi Saham RAJA
- Sukarno Alatas (Kiwoom Sekuritas): Hold
- Target harga: Rp 6.800 – Rp 7.000
- Support jangka pendek: Rp 6.350
- Muhammad Wafi (Korea Investment Sekuritas): Hold
- Target harga: sekitar Rp 6.400
Kinerja RAJA masih menghadapi tekanan margin hingga akhir 2025, namun prospek 2026 dinilai lebih solid seiring meningkatnya permintaan gas industri dan utilisasi jaringan.