Home | Saved News
(+) Save News



Rebalancing Daftar Efek Syariah Bawa Dampak ke Aliran Dana, Ini Rekomendasi Analis



Rebalancing Daftar Efek Syariah Bawa Dampak ke Aliran Dana, Ini Rekomendasi Analis

Reporter: Rashif Usman | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan sederet emiten-emiten baru yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan mengeluarkan saham lainnya dari daftar tersebut. 

OJK memasukkan 36 saham baru dalam DES dan mengeluarkan 16 saham lainnya. Dalam daftar terbaru, emiten-emiten yang masuk ke DES antara lain PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), Trimitra Trans Persada tbk (BLOG) dan PT Intiland Development Tbk (DILD). 

Sementara itu, emiten-emiten yang dikeluarkan dari DES, antara lain, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI). Daftar baru ini efektif berlaku mulai 1 Desember 2025.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Reza Diofanda mengatakan, rebalancing DES umumnya berdampak pada perubahan aliran dana, terutama dari investor syariah dan manajer investasi yang mengelola reksa dana syariah. Saham yang masuk ke DES berpotensi menikmati peningkatan permintaan dan likuiditas dari segmen tersebut. 

Sebaliknya, saham yang keluar dari daftar dapat mengalami tekanan karena sebagian investor institusi harus melakukan penyesuaian portofolio. 

"Meski begitu, perlu dipahami bahwa perubahan ini tidak otomatis memengaruhi kinerja harga saham, faktor fundamental dan sentimen pasar tetap menjadi penentu utama," kata Reza kepada Kontan, Senin (1/12/2025).

Reza juga menegaskan prospek jangka panjang tidak ditentukan oleh status syariah semata. Saham yang menarik adalah emiten dengan fundamental yang solid, struktur keuangan yang sehat, serta prospek industri yang berkembang. Masuknya sebuah saham ke DES lebih tepat dijadikan sebagai filter awal, bukan indikator utama prospek jangka panjang.

Dari daftar saham baru yang masuk ke DES, Reza menilai OASA dan ASSA sebagai dua emiten yang layak mendapat perhatian. OASA menawarkan eksposur ke sektor energi dan pengelolaan lingkungan yang semakin relevan ke depan. Masuknya ke DES dapat memperluas basis investor, namun prospeknya sangat bergantung pada keberhasilan eksekusi proyek dan konsistensi kinerja keuangan, sehingga investor perlu mencermati volatilitasnya. 

Sementara itu, ASSA memiliki fondasi bisnis yang lebih stabil melalui layanan logistik dan ekosistem AnterAja yang diuntungkan oleh pertumbuhan e-commerce. Diversifikasi bisnis dan pendapatan yang semakin recurring membuat ASSA menjadi salah satu emiten yang lebih prospektif di antara daftar baru tersebut.

Dihubungi secara terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menjelaskan bahwa sentimen tersebut berpotensi memicu rebalancing produk syariah oleh manajer investasi. Kondisi ini dapat mendorong aksi beli pada saham-saham yang masuk ke dalam DES, sekaligus menimbulkan tekanan jual pada saham yang dikeluarkan dari daftar tersebut. 

"Namun, pengumuman tersebut bersifat sementara dan perlu melihat prospek ke depannya," tambah Azis kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).

Saat ini Azis berpendapat ASSA memiliki sentimen positif didorong oleh momen tahun baru yang bisa meningkatkan traffic dan kenaikan permintaan sewa mobil sehingga bisa berdampak positif pada kinerja. 

Secara teknikal, Reza membagikan target saham OASA dan ASSA di harga masing-masing Rp258-Rp 288 dan Rp 1.160-Rp 1.200 per saham. Sementara itu, Azis merekomendasikan trading buy ASSA dengan target harga di Rp 1.380 per saham.





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS