Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) sudah mengumumkan hasil tinjauan berkala (index review) untuk periode November 2025. Hasil perubahan ini akan berlaku dan mulai efektif per hari ini Selasa (25/11/2025).
Dalam hasil rebalancing kali ini, dua saham Indonesia berhasil masuk ke dalam MSCI Global Standard Index yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Keduanya masuk menggeser posisi saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Di mana, BRMS berhasil naik kelas dari MSCI Indonesia Small Cap Index.
Sedangkan KLBF harus turun ke MSCI Indonesia Small Cap Index bersama lima saham lainnya. Yakni, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DNSG) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Kemudian ada saham milik Grup MNC yaitu PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Di sisi lain, saham PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) tergusur dari MSCI Indonesia Small Cap Index.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut bahwa masuknya beberapa emiten ke dalam indeks MSCI ini akan menarik perhatian para pelaku pasar, tak hanya domestik saja bahkan global. Sehingga, biasanya akan terjadi aksi beli besar-besaran terhadap saham-saham tersebut.
“Pelaku investor global mereka juga mempertimbangkan untuk memasukkan saham-saham Indonesia ke dalam watchlist mereka dan juga mempertimbangkan untuk masuk ke dalam list portfolio mereka,” ujar Nafan kepada Kontan, Selasa (25/11/2025).
Dengan masuknya saham-saham di atas ke indeks MSCI, akan turut serta mempertahankan likuiditas dan kinerja pergerakan dari saham-saham yang masuk.
Ada pun untuk saham-saham yang lama yang sudah lama di MSCI, mereka juga berpotensi untuk mempertahankan likuiditasnya
Belum lagi, tambah Nafan, kalau ada aksi kooperasi dari emiten terkait, misalnya dengan rencana rights issue, rencana private placement, atau presensi kinerja laporan keuangan yang tumbuh, tentunya ini akan memberikan sentimen positif.
“Namun kalau minim aksi kooperasi kemudian juga kinerja laporan keuangannya underwhelming tentunya ini menjadi sentimen negatif bagi emiten-emiten tersebut meski sudah masuk indeks,” lanjut Nafan.
Lebih lanjut, di tengah kondisi ini Nafan merekomendasikan investor mencermati saham BRMS untuk add atau beli secara bertahap dengan target harga Rp 1.275 per saham. Kemudian add saham ENRG dengan target harga Rp 1.255 per saham.
Tak ketinggalan Nafan juga merekomendasikan investor mencermati saham RAJA untuk add dengan target harga Rp 6.525 per saham dan juga add saham WIFI dengan target harga Rp 4.530 per saham.