Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksadana saham mencatatkan kinerja paling cemerlang jelang akhir tahun.
Berdasarkan data Infovesta, reksadana saham mencetak return 17,32% per November 2025 dan naik 9,51% secara bulanan (month-on-month). Salah satu produk reksadana yang mencetak kinerja positif adalah Victoria Prime Equity Fund milik PT Victoria Manajemen Investasi (VMI), yang membukukan return 44,69% secara bulanan dari Oktober ke November.
Mengutip fund fact sheet Victoria Prime Equity Fund menempatkan alokasi dana sekitar 80%-100% di saham dan 0%-20% kas serta efek lainnya, dengan porsi aktual portofolionya mencapai 98,62% saham, 1,32% kas dan setara kas, dan 0,06% obligasi.
Adapun Top 10 komposisi efek dalam portofolionya yang terdiri dari saham mencakup APIC, BHAT, BOGA, CASA, BACA, CARE, CNKO, BPTR, BTEK, dan ASMI.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menilai kinerja 2025 memang didukung sentimen positif pasar saham domestik, khususnya sektor perbankan dan komoditas. Namun, ia menegaskan pemilihan portofolio reksadana tahun depan perlu melihat arah ekonomi dan suku bunga. “Reksadana saham tetap menarik untuk investor agresif, tetapi investor harus siap dengan horizon jangka panjang,” ujar Reza kepada Kontan, Selasa (2/12).
Di sisi lain, Reza menilai reksadana pendapatan tetap berpotensi menjadi pilihan defensif pada 2026 karena ekspektasi stabilitas atau penurunan suku bunga BI yang bisa mendukung kenaikan harga obligasi. Reza juga menekankan relevansi reksadana pasar uang untuk likuiditas, sementara reksadana campuran dinilai menjembatani kebutuhan diversifikasi antara saham dan obligasi.
“Untuk 2026, kami melihat reksadana pendapatan tetap dan campuran berpotensi menjadi pilihan menarik, mengingat prospek penurunan suku bunga dan kebutuhan diversifikasi di tengah dinamika pasar,” ungkap Reza. Meski begitu, ia menambahkan bahwa reksadana saham tetap bisa dipertimbangkan bagi investor yang siap menanggung volatilitas demi peluang imbal hasil lebih tinggi.