Reporter: Yuliana Hema | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) berencana menggelar ekspansi untuk meningkatkan infrastruktur digital Tanah Air.
Direktur Utama Sinergi Inti Andalan Prima Muhammad Arif menjelaskan INET berencana untuk menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 3,2 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, INET berencana menerbitkan 12,8 miliar saham baru dengan harga Rp 250 per saham. Di mana, tiga pemegang saham lama INET akan memperoleh empat HMETD.
Atif bilang, aksi korporasi ini dirancang untuk mendanai proyek infrastruktur generasi mendatang, termasuk perluasan jaringan Fiber to the Home (FTTH) dan pengembangan sistem kabel laut domestik dan internasional.
“Kami akan secara agresif memperluas jaringan FTTH dengan teknologi Wi-Fi 7 terbaru, terutama di Bali, Lombok, dan Jawa serta memperkuat sistem kabel laut kami, termasuk rute penting Jakarta-Batam-Singapura,” jelasnya dalam paparan, Senin (1/12).
Arif meyakini dengan penetrasi fixed broadband Indonesia yang masih berada di angka 15%, jauh di belakang negara-negara ASEAN lainnya maka peluang pasar untuk ekspansi FTTH sangat besar.
Selain pengembangan internal, INET mengumumkan rencana akuisisi dua perusahaan strategis untuk memperkuat ekosistem bisnisnya melalui ekspansi anorganik alias akuisisi.
Seperti PT Trans Hybrid Communication (THC) yang diakuisisi 60% saham pengendali. THC adalah perusahaan yang bergerak di layanan IP internet teknologi NAP, IP Transit, Dedicated Internet, Colocation Server dan Managed Services.
Lalu ada PT Personel Alih Daya Tbk (PADA), di mana INET akan mengakuisisi 53,57% saham pengendali. PADA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manajemen outsourcing.
“Akuisisi Trans Hybrid Communication akan melengkapi layanan konektivitas dan data center interconnect kami, sementara PADA akan memperkuat kapabilitas pendukung bisnis kami,” kata Arif.