Home | Saved News
(+) Save News



Strategi Dyandra (DYAN) Bidik Pertumbuhan 5% pada 2026



Strategi Dyandra (DYAN) Bidik Pertumbuhan 5% pada 2026

Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 5% pada 2026. 

Target ini disusun dengan mempertimbangkan momentum pemulihan industri Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) serta ekspansi portofolio event yang terus meluas.

Corporate Secretary DYAN, Mirna Gozal, menjelaskan bahwa proyeksi tersebut mempertimbangkan asumsi makro dan indikator industri. Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi nasional 5,4% pada 2026 dengan inflasi terjaga di kisaran 2,5%. 

Sementara itu, industri pameran menunjukkan tren ekspansif. Data Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) mencatat 149 pameran dan konferensi digelar di Jakarta sepanjang 2025, naik dari 139 event pada 2024, dengan potensi transaksi lebih dari Rp100 triliun per tahun.

“Industri MICE juga menunjukkan daya saing global. Indonesia berada di peringkat ke-37 dunia versi ICCA, peringkat ke-10 Asia Pasifik, dan peringkat ke-4 ASEAN. Bali pun menempati posisi kelima destinasi meeting terbaik di Asia Pasifik,” ujar Mirna kepada Kontan, Selasa (25/11/2025).

 

Dengan kondisi tersebut, DYAN menilai target pertumbuhan pendapatan 5% pada 2026 cukup realistis. Selain ditopang pemulihan industri, diversifikasi pendapatan melalui event korporasi, asosiasi, dan pengembangan intellectual property (IP) event turut memperkuat prospek bisnis. 

Ekspansi penyelenggaraan acara ke kota-kota berkembang juga memberi tambahan ruang pertumbuhan. Meski demikian, DYAN tetap mewaspadai risiko, terutama event yang bersumber dari anggaran pemerintah serta tekanan biaya operasional.

Pada 2026, perusahaan memperkirakan adanya perubahan porsi pendapatan antarsegmen. Porsi IP event diproyeksikan meningkat dan menjadi motor utama pertumbuhan. 

Sebaliknya, kontribusi event pemerintah dan BUMN berpotensi stagnan akibat efisiensi anggaran publik. Event korporasi juga diperkirakan tumbuh sebagai bagian dari strategi diversifikasi.

“Kontribusi IP event dan korporasi diperkirakan naik dibanding 2025, sementara porsi event berbasis anggaran pemerintah cenderung stabil atau turun,” ujar Mirna.

DYAN juga membidik peningkatan margin operasional tahun depan. Besarnya kontribusi IP event berpotensi mempertebal margin, didukung pengendalian biaya dan sinergi antarbisnis.

Portofolio IP event yang diperkuat antara lain Indonesia International Motor Show (IIMS), Indonesia Furniture Expo (IFEX), Projek-D, Sunset di Kebun, serta sejumlah event baru seperti Indowood Expo, Halal Indo, Sunset di Pantai, Indonesia Women Fest, dan beberapa proyek lainnya yang tengah dikembangkan. 

Dengan perluasan tersebut, kontribusi IP event terhadap pendapatan DYAN pada 2026 diproyeksikan meningkat signifikan.

Mirna mengakui bahwa ketergantungan terhadap belanja pemerintah masih cukup tinggi, mengingat sejumlah event publik dan BUMN memberikan kontribusi pendapatan yang stabil. Pemangkasan anggaran pada 2026 berpotensi memengaruhi frekuensi maupun skala event yang digelar.

Untuk meredam risiko tersebut, DYAN memperkuat diversifikasi ke segmen yang lebih tahan seperti IP event dan event korporasi, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional agar kebutuhan modal kerja lebih ringan.

Perusahaan juga memperbesar porsi proyek recurring untuk mengurangi ketergantungan pada APBN.

DYAN mengalokasikan sekitar 3% belanja modal dari total pendapatan perseroan. Untuk 2026, perusahaan telah menyiapkan anggaran capex sebesar Rp17,5 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur bisnis pameran, operator venue, bisnis hotel, serta convention dan exhibition hall.

“Belanja modal juga akan digunakan untuk revitalisasi venue, pembelian sistem software, dan kebutuhan pengembangan lainnya,” tutup Mirna.





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS