Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) merevisi target kontrak baru menjadi Rp 3 triliun di tahun 2024. Ini dilakukan lantaran banyak proyek yang digeser jadwalnya.
Sebelumnya, WEGE menargetkan penerimaan kontrak baru tahun ini sebesar Rp 5 triliun. Namun hingga November 2024, baru mengantongi kontrak Rp 2,1 triliun.
Presiden Direktur WEGE, Hadian Pramudita mengatakan, revisi target itu akibat ada transisi pemerintah yang membuat raihan target perseroan direvisi pada tahun ini.
“Di akhir tahun ini juga ada beberapa proyek, baik dari pemerintah hingga proyek IKN, yang tertunda atau batal. Ada jadwal yang digeser,” ujarnya dalam Media Gathering WEGE, Kamis (12/12).
Adapun beberapa proyek yang digarap WEGE tahun ini, diantaranya Gedung BMKG InaTEWS Jakarta-Denpasar, Rusun Cilangkap, Rumah Sakit Klaten, Bio Farma Bandung, Bank Mandiri Gresik, Bank Indonesia Karawang, dan Sekolah Holistik Indonesia Heritage Foundation Bogor.
Lalu, Universitas Muhammadiyah Malang, Telkom Landmark Tower Jakarta, Hunian Modular TNI di IKN, Hunian Pekerja Konstruksi Modular Fase II di IKN, serta berbagai proyek perkantoran lainnya.
“Dengan pencapaian ini, WEGE akan terus meningkatkan kinerja baik keuangan maupun operasional. WEGE berkomitmen untuk selalu menjadi perusahaan yang bertumbuh dan sustain,” ungkapnya.
Rekomendasi saham
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat, kinerja WEGE sangat bergantung pada upaya meraih nilai kontrak baru yang berdampak pada kinerja keuangan perseroan.
“Tak hanya dari program pemerintah, WEGE juga bisa meraih proyek di luar proyek pemerintah. Itu bisa didorong dari pembangunan modular atau interior gedung yang jadi keahlian perseroan,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (12/12).
Di tahun 2025, kinerja WEGE akan terbantu dari program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dengan perbaikan kinerja lewat kebijakan itu, WEGE bisa memperkuat pendapatan dan menyehatkan arus kas sembari menunggu proses peleburan holding BUMN Karya.
Di sisi lain, proses restrukturisasi utang bisa memberikan sentimen negatif ke kinerja WEGE hingga tahun depan.
“Kenaikan PPN menjadi 12% di awal tahun depan dan anggaran infrastruktur yang tak sesuai harapan juga menjadi sentimen buruk untuk WEGE,” paparnya.
Nafan melihat, pergerakan harga saham perseroan masih mengalami bearish consolidation, sehingga merekomendasikan hold untuk WEGE dengan target Rp 78 per saham.