Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) menargetkan raihan nilai kontrak baru sebesar Rp 3,4 triliun di tahun 2025. Target ini lebih rendah dari target awal yang ditetapkan perseroan di tahun 2024 sebesar Rp 5 triliun.
Namun jika dibandingkan revisi target perolehan kontrak baru perseroan di akhir 2024 yang dipangkas menjadi Rp 3 triliun, angkanya masih lebih tinggi. Kenaikannya sekitar 11,76%.
“Walaupun ada revisi di tahun 2024, tetapi kami tetap menargetkan peningkatan raihan di tahun depan,” ujar Presiden Direktur WEGE, Hadian Pramudita dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (12/12).
Ia menjelaskan keputusan untuk melakukan revisi diambil lantaran adanya transisi pemerintahan yang membuat raihan target kontrak baru perseroan belum bisa tercapai. Di akhir tahun 2024, ada beberapa proyek, baik dari pemerintah hingga proyek IKN, yang tertunda atau batal.
Sebagai gambaran, WEGE mengantongi nilai kontrak baru senilai Rp 2,1 triliun per November 2024. Capaian tersebut baru 70% dari target kontrak yang direvisi.
Hadian menambahkan mundurnya jadwal proyek yang berdampak ke raihan nilai kontrak WEGE terkait juga dengan perubahan fokus penggunaan anggaran ke program lain.
Namun, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini optimistis bisa menuai berkah dari megaproyek 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Produk inovasi WEGE, yaitu bangunan modular, bisa menjadi salah satu solusi untuk program ini
“Karena ini fokusnya ke percepatan, kami menawarkan kombinasi. Jadi, di bagian bawahnya itu konstruksi konvensional dan atasnya modular,” ungkapnya.
Menurutnya, tahun depan, perseroan masih harus menghadapi tantangan dari penetapan anggaran Kementerian Pekerjan Umum (PU) yang di bawah harapan.
Asal tahu saja, pagu anggaran Kementerian PU, setelah dipisahkan dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), diketuk sebesar Rp 110,95 triliun di tahun 2025. Kementerian PU pun masih mengajukan usulan tambahan anggaran sebesar Rp 60,6 triliun untuk tahun 2025.
“Penurunan itu memang karena konsentrasi pemerintah baru adalah di jaringan pengamanan sosial, seperti makan siang gratis,” imbuhnya.
WEGE juga mengaku masih melihat dan menunggu kebijakan pemerintah soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% di awal tahun 2025. Kenaikan PPN menjadi 12% dianggap menjadi sentimen pemberat untuk kinerja WEGE di tahun depan.
“Kami pun akhirnya fokus pada green financing. Ini juga kebetulan dengan komitmen WEGE dalam menerapkan bisnis keberlanjutan dan prinsip ESG,” ungkapnya.
Menurut Hadian, produk unggulan Modular WEGE, yang dirancang dengan pendekatan Zero Waste, telah mendukung efisiensi energi melalui penerapan standar ISO 50001:2018 untuk Sistem Manajemen Energi. Inovasi ini memperkuat kesiapan WEGE dalam mendukung program pemerintah pembangunan 3 juta rumah dengan solusi konstruksi yang ramah lingkungan.