Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Kreasi Anak Indonesia (GandengTangan) menerapkan sejumlah strategi dalam menjaga tingkat kredit macet tak membengkak.
Direktur Compliance GandengTangan Budi Hermawan mengatakan pihaknya senantiasa melakukan proses analisis kredit yang detil dan mendalam untuk setiap pengajuan pinjaman borrower.
Dalam proses analisis kredit sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Budi menerangkan GandengTangan menggunakan data penghasilan, pengeluaran, dan data riwayat kredit dari biro kredit untuk memastikan kemampuan bayar (repayment capacity) dan karakter dari borrower.
"Data-data itu, serta ditambah data-data pendukung lainnya, kemudian diolah dalam credit scoring. Hal itu menjadi pertimbangan dalam memberikan persetujuan kredit," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (12/11/2025).
Berdasarkan situs resmi perusahaan, GandengTangan mencatatkan Tingkat Keberhasilan Bayar atau TKB90 sebesar 99,98% per 12 November 2025.
Sementara itu, Budi juga mengatakan GandengTangan sejauh ini menerapkan tata kelola yang baik dengan menerapkan lima prinsip dasar, yakni keterbukaan (transparansi), akuntabilitas, pertanggungjawaban (responsibilitas), kemandirian (independensi), dan kewajaran (fairness). Dia bilang hal tersebut sesuai dengan yang diwajibkan oleh OJK kepada penyelenggara fintech lending.
Menurut Budi, penerapan tata kelola yang baik akan menciptakan pengelolaan risiko yang efektif. Selain itu, penerapan tata kelola yang baik juga dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan etika bisnis.
"Apabila semua itu diterapkan dengan baik, dapat menjaga kesehatan perusahaan fintech lending," kata Budi.