Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform fintech peer to peer (P2P) lending sepertinya terlihat serius untuk melebarkan bisnis lewat akuisisi multifinance.
Baru-baru ini, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), bagian dari PT Amartha Nusantara Raya, menyampaikan rencana akuisisi PT Bosowa Multi Finance.
Sebelumnya, sudah ada Akulaku Group yang memiliki Akulaku Finance dan Modalku Group yang juga telah memiliki PT Modalku Finansial Indonesia atau Modalku Finance.
Menanggapi fenomena itu, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai fintech lending yang mengakuisisi multifinance bertujuan untuk mengarah ke pengembangan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater.
"Dengan akuisisi multifinance oleh platform fintech, saya merasa arahnya adalah mengembangkan BNPL," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (5/12).
Lebih rinci, Nailul menerangkan bisnis pinjaman daring dengan multifinance mempunyai sistem yang serupa, tetapi berbeda output yang didapatkan oleh peminjam. Pinjaman daring output-nya berupa cashloan, sedangkan multifinance biasanya ada barang yang diperdagangkan.
Nailul menambahkan kemungkinan besar fintech lending yang memiliki multifinance bertujuan untuk menyasar segmen produktif yang bisa membeli barang dengan pembayaran BNPL.
Dia juga menilai tren akuisisi multifinance oleh fintech lending mungkin akan meningkat ke depannya. Hal itu seiring dengan perkembangan BNPL yang sangat pesat.
"Ke depannya, berpotensi akan ada lagi perusahaan multifinance yang diakuisisi, baik oleh platform digital maupun non digital," kata Nailul.
Tak bisa dipungkiri memang kinerja pembiayaan BNPL tumbuh begitu subur. Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan piutang pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan per September 2024 tercatat sebesar Rp 8,24 triliun.
"Nilai itu meningkat sebesar 103,40%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujarnya dalam keterangan resmi RDK OJK, Jumat (1/11).
Jika ditelaah, pencapaian per September 2024 tercatat tumbuh signifikan dibandingkan pertumbuhan per Agustus 2024. Agusman menyampaikan pertumbuhan piutang pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan per Agustus 2024 tumbuh sebesar 89,20% YoY dengan nilai sebesar Rp 7,99 triliun.
Agusman menambahkan Non Performing Financing (NPF) gross BNPL perusahaan pembiayaan dalam kondisi terjaga, yakni berada di posisi 2,6% per September 2024. Angka itu mencatatkan kenaikan, jika dibandingkan posisi per Agustus 2024 yang sebesar 2,52%.