Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending GandengTangan membeberkan tantangan dalam meningkatkan pembiayaan ke sektor produktif.
Chief Operating Officer GandengTangan Darul Syahdanul mengatakan tantangan terbesar yang dialami adalah ketersediaan sumber dana.
"Platform kami hanya mampu menyediakan fasilitas pembiayaan sebanyak 75% dari total potensi pengajuan yang ada," ujarnya kepada Kontan, Senin (20/10).
Darul tak memungkiri bahwa menambah kerja sama dengan digital platform lain yang menopang sektor produktif juga menjadi kendala dalam meningkatkan pembiayaan produktif. Dia bilang integrasi sistem untuk membuat closed-loop payment ecosystem yang terkadang membutuhkan waktu cukup lama dalam memulai kerja sama.
Selain itu, Darul menyebut penurunan daya beli belum dilihatnya sebagai suatu kendala karena pembiayaan yang disalurkan sejauh ini fokus pada permodalan stok pulsa, token listrik, dan jasa agen perbankan. Ketiga produk tersebut dapat dikategorikan sebagai kebutuhan pokok masyarakat pada umumnya.
Untuk mengantisipasi tantangan ketersediaan sumber dana, Darul menerangkan pihaknya berupaya memaksimalkan kerja sama dengan lembaga keuangan lain, seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), bank umum, hingga multifinance.
Sementara itu, Darul menyampaikan sejak berdiri 2015 hingga saat ini, platform GandengTangan masih fokus pada pembiayaan produktif.
Darul mengungkapkan hingga 17 Oktober 2025, total penyaluran platform GandengTangan sebesar Rp 305 miliar. Dia menerangkan keseluruhan penyaluran tersebut dalam bentuk pembiayaan produktif, yaitu disalurkan kepada pelaku usaha mikro dan kecil yang bergerak di sektor perdagangan.