Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Anggota Komisi V DPR RI, Hamka B. Kady mengatakan bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), dan Aceh yang memprihatinkan tak perlu memperdebatkan soal status bencana baik itu nasional maupun lokal.
Anggota DPR Fraksi Partai Golkar tersebut justru menyebut yang perlu diapresiasi adalah langkah Presiden yang sigap mengerahkan seluruh jajarannya tanpa perlu memperdebatkan status bencana nasional.
Menurut Hamka, penanganan bencana yang komprehensif jauh lebih penting daripada penetapan status. Di mana, seluruh kementerian dan lembaga dinilai sudah bergerak cepat di lapangan.
"Mengenai bencana, saya kira tanpa diberikan status bencana nasional, Presiden itu hampir sudah mengerahkan semua seluruh jajarannya untuk membantu penyelesaian atau membantu bencana ini," ujar Hamka dalam rapat kerja bersama Kepala Basarnas dan Kepala BMKG, Senin (1/12/2025).
Hamka menegaskan, debat mengenai status bencana nasional atau lokal tidak relevan saat ini. Yang utama adalah memastikan penanganan di lapangan berjalan secara menyeluruh dan efektif. "Kita apresiasi pemerintah, walaupun kita tidak usah perdebatkan apakah itu menetapkan bencana nasional dan lokal, itu tidak penting. Yang penting adalah penanganan secara menyeluruh," tegas dia.
Hamka menambahkan, seluruh tim andalan dari Jakarta telah diterjunkan secara nasional untuk menindaklanjuti dan membantu pemulihan di wilayah terdampak bencana.
Sebelumnya, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii melaporkan total warga yang terdampak dari bencana tersebut telah mencapai lebih dari 33.600 jiwa.
Syafii mengungkapkan, pihaknya yang bertindak selaku leading sector dalam operasi SAR, membeberkan data korban per hari ini Senin (1/12). Data tersebut menunjukkan angka korban meninggal dunia serta ratusan jiwa yang masih dalam proses pencarian.
"Kami laporkan jumlah warga yang terdampak dari bencana yang ada di Aceh, Sumatera Barat, dan juga Sumatera Utara mencapai 33.620 jiwa," ujar Syafii.
Dari total warga yang terdampak tersebut, Syafii merinci, Bansarnas telah mengevakuasi sebanyak 447 jiwa dalam kondisi meninggal dunia. Sementara itu, jumlah korban yang terlaporkan masih dalam pencarian mencapai 399 jiwa.
Angka korban meninggal yang mencapai ratusan tersebut menjadi fokus utama operasi SAR gabungan yang melibatkan seluruh potensi SAR di lapangan. Di sisi lain, Basarnas dan tim gabungan berhasil mengevakuasi sejumlah besar warga yang selamat.
"Untuk jumlah korban selamat yang dievakuasi oleh Badan SAR Nasional dan juga beserta seluruh potensi SAR yang terdata ada 33.173 jiwa," sebut Syafii.