Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2025 akan tetap kuat.
Proyeksi ini ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang rendah dan sehat, serta meningkatnya aliran modal asing sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia yang membaik.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa pada kuartal III-2025, transaksi berjalan diproyeksikan mencatat surplus.
Perbaikan ini didukung kenaikan ekspor nonmigas, terutama ekspor minyak kelapa sawit (CPO) ke India, logam mulia dan perhiasan ke Swiss, serta batu bara ke China.
Dari sisi transaksi modal dan finansial, penanaman modal langsung (FDI) diperkirakan tetap positif seiring prospek ekonomi domestik yang stabil. Namun, investasi portofolio masih berpotensi mencatat arus keluar (net outflows) akibat meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Meski demikian, Perry mengungkapkan bahwa kinerja portofolio telah membaik pada kuartal IV-2025. Hingga 17 November 2025, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar US$ 1,8 miliar, terutama ditopang masuknya investasi ke pasar saham.
BI juga mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2025 meningkat menjadi US$ 149,9 miliar. Nilai tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Secara keseluruhan, Perry memperkirakan NPI 2025 akan tetap tangguh, dengan transaksi berjalan sepanjang tahun diperkirakan berada pada kisaran surplus 0,1% hingga defisit 0,7% dari PDB.
Sebagai perbandingan, kinerja NPI sempat kembali mencatat surplus pada kuartal III-2024 sebesar US$ 5,9 miliar, setelah sebelumnya mengalami defisit US$ 0,6 miliar pada kuartal II-2024 dan defisit US$ 6 miliar pada kuartal I-2024.