Home | Saved News
(+) Save News



Cadangan Devisa Berpeluang Naik Menjadi US$ 150 Miliar–US$ 155 Miliar pada Awal 2026



Cadangan Devisa Berpeluang Naik Menjadi US$ 150 Miliar–US$ 155 Miliar pada Awal 2026

Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Permata Bank Institute for Economic Research (PIER) memperkirakan cadangan devisa (cadev) Indonesia berpotensi membaik pada awal tahun 2026. 

Kepala Departemen Riset Makroekonomi & Pasar Keuangan PIER, Faisal Rachman menilai, prospek pemulihan tersebut ditopang oleh defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang tetap terkendali serta potensi masuknya aliran modal asing seiring siklus penurunan suku bunga The Fed.

“Pada 2026, cadangan devisa diperkirakan meningkat menjadi US$ 150 miliar–US$ 155 miliar, sementara rupiah diperkirakan mengakhiri tahun pada kisaran Rp 16.200–Rp 16.400 per dolar AS,” ujar Faisal kepada Kontan, Jumat (5/12/2025).

Lebih lanjut Faisal memprediksi transaksi berjalan Indonesia pada 2026 diperkirakan mencatat defisit ringan di bawah 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Kondisi tersebut mencerminkan posisi eksternal yang tetap stabil meski perekonomian global masih diliputi ketidakpastian.

Di sisi lain, peluang pelonggaran kebijakan moneter global pada 2026, khususnya oleh The Fed, masih terbuka. Namun, ketidakpastian tetap membayangi akibat keterlambatan rilis data ekonomi utama Amerika Serikat menyusul penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah.

“Kejelasan yang lebih besar terkait arah pelonggaran The Fed akan membantu memulihkan selera risiko dan mendukung arus masuk ke aset Indonesia,” kata Faisal. 

Prospek tersebut diperkirakan dapat memperkuat sentimen pasar terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia. Dalam jangka pendek arus portofolio diprediksi berpotensi tetap tertekan akibat ketidakpastian global yang memperkuat sentimen risk-off. 

Tekanan ini dapat memicu arus modal keluar dan melemahkan nilai tukar Rupiah, sehingga mendorong Bank Indonesia melakukan intervensi stabilisasi. Kebijakan intervensi tersebut secara temporer bisa menekan cadangan devisa.

Meski begitu, prospek arus masuk modal dalam jangka menengah dinilai tetap terjaga. Hal ini didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang solid, termasuk stabilitas makroekonomi, permintaan domestik yang kuat, serta potensi perbaikan kondisi politik dalam negeri.





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS