Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. CEO Danantara Rosan P. Roeslani mendatangi kantor Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, untuk mendiskusikan berbagai hal, salah satunya terkait dukungan terhadap Danantara.
Rosan mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut membahas pengembangan yang sedang berjalan serta bentuk dukungan fiskal dan perpajakan dari Kementerian Keuangan.
“Kita diskusikan, bagaimana pengembangan Danantara, dukungan dari segi fiskal dan perpajakannya seperti apa dari Kementerian Keuangan, beliau (Purbaya) sangat terbuka,” tutur Rosan kepada awak media, Rabu (3/12/2025).
Selanjutnya, Rosan menyampaikan, pembahasan tersebut akan dilanjutkan oleh tim kerja yang akan menindaklanjuti sejumlah hal yang telah dibicarakan sebelumnya.
“Tapi intinya sangat-sangat positif,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Danantara Indonesia telah memaparkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026 dalam Rapat Kerja bersama Pimpinan dan Anggota Komisi XI DPR RI.
Salah satunya, Danantara Indonesia menerapkan kerangka klasifikasi proyek strategis yang ketat dan transparan, yang memastikan setiap investasi selaras dengan aspirasi pembangunan nasional, memiliki dampak sosial–lingkungan berskala besar, memberikan nilai ekonomi signifikan, dan tetap layak secara komersial.
Rosan memaparkan dua contoh penerapan kerangka tersebut, salah satunya Proyek Kampung Haji di Makkah yang diinisiasi melalui Inpres No.15/2025.
Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan kualitas akomodasi bagi jemaah haji Indonesia, yang merupakan jemaah terbesar di dunia, sekaligus menjawab kebutuhan akan solusi pelayanan yang lebih permanen dan terencana.
Proyek ini dijalankan melalui dua pendekatan, yakni mengikuti proses lelang lahan yang dibuka otoritas Arab Saudi serta mengeksplorasi opsi akuisisi aset dan pengembangan lahan alternatif.
Inisiatif tersebut diproyeksikan membuka hingga 7.500 lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia serta menghasilkan nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun melalui penguatan ekosistem halal.
“Project Berkah bukan hanya soal akomodasi jemaah, tetapi tentang membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia dan meningkatkan standar pelayanan publik bagi masyarakat yang melaksanakan ibadah haji,” ujar Rosan.
Di samping itu, Rosan memaparkan proyek waste-to-energy (WtE) sebagai contoh proyek strategis domestik yang mendukung agenda ketahanan energi dan penanganan darurat sampah nasional.
Proyek ini berpotensi menciptakan 3.500–4.500 lapangan kerja selama konstruksi, ratusan pekerjaan tetap saat operasi, serta potensi kontribusi hingga Rp 1,6 triliun per tahun terhadap PDB pada masa pembangunan.