Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI) atau (Danantara) melalui Danantara Investment Management (DIM), mengumumkan sedang memproses beberapa proyek investasi dengan skala prioritas nasional yang memiliki dampak Lingkungan dan Sosial.
Melalui laporan terkait Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026 dalam Rapat Kerja bersama Pimpinan dan Anggota Komisi XI DPR RI, terdapat empat proyek yang menjadi prioritas, diantaranya:
1. Proyek Kampung Haji
Akuisisi dan pengembangan properti di Makkah yang berpotensi menyediakan akomodasi bagi kurang lebih 40% jamaah haji per tahunnya.
Proyek ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 15 Tahun 2025 tentang Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah, Kerajaan Arab Saudi yang diteken pada 6 Agustus 2025.
Terbaru, Managing Director Treasury Danantara, Ali Setiawan mengatakan, proses lelang lahan kampung haji akan selesai dalam waktu dekat. Ada dua bidang tanah yang potensial untuk digarap Danantara jika berhasil menang lelang.
"Kita sudah memasukkan bidding untuk potensi akusisi satu tanah, ada satu lagi tanah dengan gedung, nah kita semua berdoa aja nih supaya Indonesia bisa at least dapatlah satu," kata Ali di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Dia mengatakan, Danantara tengah bersaing dengan 90 pihak lain yang juga ikut lelang.
"Kita lagi menunggu lagi result-nya karena yang bidding juga banyak, 90-an dan semua juga besar-besar. Jadi semoga kita bisa mendapatkan sesuatu dan nanti akan di-announce selanjutnya kalau misalnya sudah konkret," tambah dia.
2. Proyek Waste to Energy
Co-investment dalam proyek waste-to-energy domestik. Dalam catatan Kontan, Danantara pastikan akan suntik dana pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau Waste to Energy (WtE).
Terbaru, usai dibukanya tender proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) atau waste-to-energy (WTE) pada 6 November lalu, baru 4 kota/kabupaten yang siap melaksanakan tender.
Keempat kota/kabupaten yang dinyatakan sudah siap tersebut adalah kota Bogor, Bekasi, Denpasar dan Yogyakarta.
Padahal sebelumnya, Danantara mengumumkan akan melelang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di 7 kota, yaitu: DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Semarang, Surakarta, Denpasar, dan Bogor.
3. Proyek Soda Kaustik
Co-investment pada Proyek Pembangunan Pabrik Greenfield soda kaustik yang esensial dalam mendukung hilirisasi Industri.
Proyek yang dimaksud adalah kerjasama Danantara dengan perusahaan petrokimia dan energi PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) untuk membangun pabrik klor-alkali diklorida.
Danantara dan INA, diketahui akan menyuntikkan dana hingga US$ 800 juta atau setara Rp 13 triliun ke proyek tersebut.
Pabrik tersebut, yang akan dikelola oleh anak perusahaan Chandra Asri, diharapkan memiliki kapasitas produksi 400.000 ton soda kaustik padat per tahun dan 500.000 ton etilen diklorida.
4. Proyek Derivatif Plasma Darah
Proyek ini ditarget untuk memperkuat ketahanan nasional melalui lokalisasi produksi obat – obatan derivatif plasma darah.
Adapun, terdapat 8 Sektor Utama diprioritaskan; dalam setiap sektor utama, lingkup area investasi telah diidentifikasi, diantaranya:
1. Infrastruktur Digital & AI
2. Energi Terbarukan dan Energi
3. Kesehatan
4. Pangan dan Pertanian
5. Mineral
6. Sektor Keuangan
7. Infrastruktur dan Utilitas
8. Properti dan Kawasan Industri
Dalam kesempatan rapat tersebut, Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie O.F.P mengungkap beberapa arahan komisinya terkait langkah investasi Danantara kedepannya.
"Yang pertama, mempercepat peningkatan kapabilitas lokal, memperkuat prioritas pembangunan nasional, serta mengkaitkan dampak investasi pada pertumbuhan ekonomi nasional, pengembangan kawasan, lingkungan dan sosial," kata Dolfie kepada Kontan, Senin (01/12/2025).
Selain itu, investasi harus dapat meningkatkan ketahanan nasional, diversifikasi risiko, dan menjaga imbal hasil yang optimal dalam melindungi modal.
"Dan memberikan imbal hasil yang optimal, penciptaan lapangan kerja, transfer of technology, dan dampak investasi yang berkelanjutan," tutupnya.