Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Lini masa media sosial Instagram ramai membahas perbandingan nilai gaji pada 2025 dengan tahun 2000.
Awalnya, akun @h********m pada Minggu (16/11/20250) mengunggah narasi bahwa gaji Rp 10 juta saat ini nilainya lebih kecil dibandingkan Rp 5 juta pada 2000.
“Nilai Rp 5 juta di 2000 jika dibawa ke 2028 nilainya jadi 15,6 juta di 2028,” lanjutnya, menyoroti selisih daya beli antartahun.
“Kebutuhan hidup terus naik, sementara gaji gak selalu ikut menyesuaikan, gak heran kalau banyak pekerja masih merasa belum hidup nyaman. Pemerintah memang menetapkan kenaikan UMR setiap tahun, tapi kadang kenaikannya belum cukup mengejar biaya hidup yang makin tinggi," jelas keterangan unggahan tersebut.
Lantas, benarkah gaji Rp 10 juta pada 2025 nilainya lebih kecil dari Rp 5 juta pada 2000?
Penjelasan ekonom
Peneliti ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Jaya Darmawan membenarkan klaim tersebut. Menurutnya, pendekatan consumer price index (CPI) menggambarkan dengan jelas bahwa nilai uang berubah drastis dalam kurun 25 tahun.
“Kalau menggunakan pendekatan CPI yang juga mempertimbangkan inflasi, nilai Rp 5 juta di tahun 2000 lebih besar dari Rp 10 juta saat ini,” kata Jaya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/11/2025).
Dia menjelaskan CPI Trading Economics pada 2000 sebesar 25,48, sedangkan tahun ini mencapai 109,4. Bahkan, nilainya bisa Rp 21 juta lebih pada 2025.
Dengan begitu, seseorang yang bergaji Rp 5 juta pada 2000 memiliki daya beli jauh lebih besar dibandingkan pekerja bergaji Rp 10 juta pada 2025.
Faktor inflasi dan krisis
Sementara itu, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin memberikan gambaran lebih lengkap berdasarkan data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS). Ia menegaskan, besar atau kecilnya gaji tidak bisa dilepaskan dari inflasi historis dan tren kenaikan harga kebutuhan hidup.
“Jika kita adjust dengan data inflasi BPS, maka gaji Rp 5 juta per bulan tahun 2000 sama dengan Rp 19,5 juta per bulan saat ini,” ujar Wijayanto saat dihubungi terpisah, Kamis.
Sementara, gaji Rp 5 juta pada 2025 juga memiliki nilai jauh di bawahnya pada 2000, yakni sekitar Rp 1,3 juta per bulan.
Tonton: BI Waspadai Lonjakan Inflasi Pangan, Ekonom: Ada Potensi Berlanjut hingga Maret 2026
Wijayanto menjelaskan, sepanjang 2000–2024, inflasi rata-rata mencapai 5,8 persen (simple) hingga 7,2 persen (compound).
Karena itu, jika kenaikan gaji seseorang berada di bawah angka tersebut, realitas yang terjadi adalah daya beli perlahan merosot.
Dia menambahkan, inflasi tinggi tersebut dipengaruhi beberapa krisis besar.
“Tingkat inflasi 2000–2024 memang relatif tinggi akibat dua krisis besar, yaitu krisis Asia 1998 dan krisis Subprime Mortgage 2010, di mana kita mengalami empat tahun dengan inflasi dua digit,” terang dia.
Namun, dalam satu dekade terakhir menunjukkan tren inflasi rendah, sekitar 2,9 persen (simple) hingga 3,75 persen (compound). Jika gaji tak naik setidaknya setara angka itu setiap tahun, daya beli tetap akan turun.
Karena itu, Wijayanto menekankan pentingnya melakukan lindung nilai terhadap inflasi.
“Aset yang kita miliki perlu diinvestasikan tempat-tempat yang menjanjikan return di atas 3,75 persen per tahun setelah pajak,” ungkap Wijayanto.
“Tabungan dan deposito bukanlah pilihan. Saham blue chips, emas, ORI (obligasi retail Indonesia), dan properti merupakan pilihan yang bijak," pungkas dia.
Kesimpulan
Data inflasi dan CPI menunjukkan bahwa nilai uang mengalami penurunan signifikan dalam 25 tahun terakhir, sehingga gaji nominal besar saat ini tidak otomatis berarti daya beli yang kuat. Dengan perbandingan historis, gaji Rp 10 juta pada 2025 hanya bernilai sebagian kecil dari Rp 5 juta pada tahun 2000. Kondisi ini diperparah oleh inflasi berkepanjangan, krisis ekonomi, dan tren kenaikan biaya hidup yang lebih cepat dari kenaikan penghasilan, sehingga pekerja perlu strategi finansial dan investasi untuk mempertahankan daya beli.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul "Gaji Rp 10 Juta Kini Nilainya Jauh Lebih Kecil dari Rp 5 Juta pada 2000, Ini Penjelasan Ekonom"