Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa kinerja ekspor Indonesia tahun ini bertumbuh. Komoditas nonmigas menjadi kontributor utama, dengan aluminium mencatatkan pertumbuhan paling signifikan.
Pada Januari–Oktober 2025, total ekspor Indonesia pada adalah sebesar US$ 234,04 miliar, tumbuh 6,96% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ekspor tersebut turut ditopang pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 8,42% YoY menjadi US$ 223,12 miliar.
“Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi, yaitu aluminium dan barang dari padanya (HS 76) yang naik hingga 68,45% secara tahunan (YoY), kakao dan olahannya (HS 18) naik 53,15%, serta berbagai produk kimia (HS 38) naik 51,78 persen (CtC),” ungkap Budi dalam keterangan resmi, Selasa (2/12/2025).
Sementara itu, dari sisi struktur ekspor, sektor industri pengolahan mendominasi ekspor Januari–Oktober 2025 dengan kontribusi 80,25%. Kinerja ini disusul pertambangan dan lainnya sebesar 12,59%, migas sebanyak 4,67%, dan pertanian 2,49%.
Ekspor pertanian naik tertinggi sebesar 28,56% YoY, sedangkan industri pengolahan juga naik 15,75%. Namun, sektor pertambangan dan lainnya turun 24,43% serta migas turun 16,11%.
“Penurunan ekspor sektor pertambangan dan lainnya disebabkan oleh melemahnya permintaan dan harga batu bara global,” ujar Budi.
Ia melanjutkan, China, Amerika Serikat (AS), dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai ekspor gabungan ketiga negara sebesar US$ 93,33 miliar.
Budi mengungkap, nilai ini setara dengan 41,84% dari total ekspor nonmigas nasional pada Januari—Oktober 2025.
Sementara itu, negara tujuan ekspor dengan peningkatan tertinggi secara kumulatif, di antaranya Swiss dengan pertumbuhan 217,99% YoY, Bangladesh sebesar 38,09%, dan Singapura sebesar 32,91%.
Berdasarkan kawasannya, ekspor ke Afrika Barat mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 71,06%, diikuti Asia Tengah sebesar 54,95% dan Eropa Barat 45,87%.