Home | Saved News
(+) Save News



Mobilitas Jadi Fondasi Pemerataan Pembangunan dan Kunci Integrasi Ekonomi Nasional



Mobilitas Jadi Fondasi Pemerataan Pembangunan dan Kunci Integrasi Ekonomi Nasional

Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan, mobilitas kini menjadi fondasi pemerataan pembangunan dan kunci integrasi ekonomi nasional.

Agus menekankan, mobilitas tidak lagi sekadar perpindahan, tetapi penghubung lintas sektor yang menentukan akses masyarakat terhadap layanan dasar dan aktivitas ekonomi.

“Mobilitas adalah mesin kesetaraan. Infrastruktur yang terhubung dan sistem digital yang terintegrasi memungkinkan kota dan daerah merencanakan lebih efisien, lebih bersih, dan lebih inklusif,” ujarnya saat membuka Indonesia International Transport Summit (IITS) 2025 di Jakarta, Rabu (26/11).

Agus memaparkan, pemerintah menempatkan konektivitas sebagai pilar utama transformasi nasional selama dua dekade ke depan.

Target besar yang pemerintah canangkan antara lain perluasan jaringan kereta hingga 12.000 km pada 2030, jalan nasional mencapai 86.000 km pada 2040, serta peningkatan kapasitas 142 pelabuhan pada 2030.

Pemerintah mengarahkan pengembangan merata di seluruh wilayah, tidak hanya Jawa dan Sumatra tetapi juga Kalimantan, Sulawesi, Bali–Nusra, hingga Papua.

Ia mengingatkan, konsentrasi pertumbuhan ekonomi masih berat di Jawa yang menyumbang 56,68% PDB, disusul Sumatra 22,42%. Kawasan timur masih tertinggal sehingga percepatan infrastruktur dan logistik dinilai krusial.

Agus juga menyoroti peluncuran Multi-Modal Freight Corridor pada November 2025 yang menghubungkan Cilegon, Jawa Barat, dan Jawa Timur serta layanan roro Cilegon-Panjang, Lampung. Langkah ini diharapkan menurunkan beban angkutan truk dan meningkatkan ketahanan rantai pasok antar-pulau.

Connectivity adalah equalizer pembangunan. Daerah dengan akses transportasi, logistik, dan mobilitas yang baik akan tumbuh lebih cepat dan lebih berkelanjutan,” lanjut Agus. 

Presiden ITS Indonesia William Sabandar menegaskan tiga agenda besar Indonesia akan dibahas di forum transportasi global ini.

Pertama, menempatkan Indonesia pada posisi strategis sebagai pemain utama di Global South dalam pengembangan transportasi.

Kedua, mempercepat implementasi Intelligent Transport System (ITS) di tingkat nasional dan regional.

Ketiga, mempersiapkan Indonesia menuju bidding tuan rumah ITS World Congress 2032. 

William menekankan, transportasi cerdas merupakan gabungan transportasi dan teknologi, yakni digitalisasi, elektrifikasi, dan otomatisasi.

Dia menilai, penerapan ITS mampu mempercepat pemerataan mobilitas tanpa harus selalu bergantung pada pembangunan infrastruktur fisik baru, terutama untuk wilayah yang memiliki tantangan geografis maupun anggaran.

“Disparitas wilayah masih besar karena konsentrasinya ada di Jawa dan Sumatra. ITS memungkinkan percepatan pemerataan mobilitas tanpa membangun semuanya dari nol,” kata William kepada KONTAN.

Ia juga menyoroti pentingnya elektrifikasi transportasi perkotaan, termasuk target 10.000 bus listrik Jaklingko pada 2030 yang menjadi bagian dari Jakarta Initiative for Sustainable and Intelligent Urban Mobility.

ITS Indonesia mencatat, industri domestik telah mulai memperkenalkan konsep fleet as a service melalui pemain seperti Blue Bird, Transjakarta, Indika Energy, dan Kalista. Skema ini memungkinkan pemerintah daerah menggunakan armada bus listrik tanpa perlu melakukan pembelian langsung.

Menurut William, model ini akan mempermudah kota-kota besar melakukan transisi. Elektrifikasi pun diharapkan direplikasi hingga 10 kota metropolitan lain seperti Surabaya, Bandung, Bali, Makassar, dan Medan.

Dari sisi regulasi, ITS Indonesia juga tengah mendorong penerbitan payung peraturan mengenai transportasi cerdas di tingkat kementerian koordinator.

William menegaskan, kolaborasi erat dengan pemerintah pusat dibutuhkan agar digitalisasi, otomatisasi, dan elektrifikasi transportasi dapat berjalan menyeluruh hingga pelosok Nusantara.

 “Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi transisi menuju mobilitas masa depan yang harus terjadi secara nasional,” ujarnya.





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS