Home | Saved News
(+) Save News



Perumnas Catat Laba Rp 12 Miliar pada Tahun 2024, Berbalik Untung dari 2023



Perumnas Catat Laba Rp 12 Miliar pada Tahun 2024, Berbalik Untung dari 2023

Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Umum (Perum) Perumnas (Persero) mencatatkan untung (laba) sebesar Rp 12 miliar sepanjang tahun 2024.

Hal ini merupakan kinerja positif perusahaan plat merah tersebut, pasalnya selama kurun waktu 2 tahun terakhir Perumnas masih mencatatkan rugi pada 2022 dan 2023 masing-masing sebesar Rp 430 miliar dan Rp 97 miliar

Hal tersebut berdasarkan paparan yang disampaikan Plt. Direktur Utama Perumnas, Tambok Parulian Setyawati saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (15/7).

“Hari ini kami, walaupun (laba) sedikit, positif lah Rp 12 miliar, masih perjuangan untuk selanjutnya tapi paling tidak sudah ada pertumbuhan positif setelah masa Covid yang cukup menghantam kami di Perumnas,” jelasnya.

Tambok mengungkapkan, secara Compound Annual Growth Rate (CAGR) tercatat bahwa pada sisi topline atau total pendapatan Perumnas mencapai Rp 1,23 triliun, menurun 9,55% year on year (yoy) dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 1,36 triliun.

Sementara itu, total beban perusahaan juga turut menurun 2,08% yoy menjadi Rp 4,7 triliun di 2024, dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 4,8 triliun.

“Jadi total pinjaman kami yang tadinya Rp 5,1 triliun di 2022, 2024 sudah turun menjadi Rp 4,7 triliun. Sehingga kewajiban membayar bunganya juga turun dari Rp 378 miliar di tahun 2022, 2024 menjadi Rp 356 miliar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Tambok menambahkan, total unit yang dibangun Perumnas mengalami kenaikan dari 6.326 unit di 2023 menjadi 6.416 unit.

Adapun harga rumah tapak (landed) subsidi Perumnas maksimum sebesar Rp 185 juta. Sementara untuk rumah non subsidi dibanderol diharga Rp 200 juta sampai Rp 300 juta ke atas.

“Unit kami itu ada yang landed ada yang high rise (rumah susun) karena keterbatasan lahan memang rumah susun terutama di kota, di Jakarta jumlahnya bertambah, kenapa? Karena masyarakat kita tentu perlu akses dengan tempat kerja,” tandasnya.





Source Berita


© 2024 - DotNet HTML News - Using AngleSharp and .NET 8.0 LTS