Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara bersama PT Danantara Investment Management (DIM) baru saja menggelar rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI secara tertutup hari ini, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Rapat tersebut membahas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026. Beberapa program investasi yang bakal digagas Danantara tahun depan diantaranya adalah proyek sampah menjadi energi alias Waste to Energy (WtE) hingga Kampung Haji Indonesia di Makkah.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menilai proyek-proyek tersebut tak bakal menghasilkan imbal hasil atau return yang baik buat lembaga besutan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
“Proyek Waste to Energy (WtE) dan Kampung Haji tidak akan menjanjikan return yang baik,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (1/12/2025).
Terlebih untuk proyek WtE, Wijayanto berpandangan, program ini berjalan sebagaimana mestinya dibutuhkan biaya dari pengelola alias tipping fee yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD).
Wijayanto menyarankan, Danantara perlu mengkompensasi dengan meningkatkan proyek dengan ukuran keuntungan investasi yang sudah memperhitungkan tingkat risiko (risk adjusted return) yang tinggi. “Pada saat fiskal daerah berat akibat pemotongan Transfer ke Daerah (TKD) dan pelemahan ekonomi daerah, ada potensi proyek WtE semakin berisiko tinggi. Ini perlu diantisipasi oleh Danantara," ungkap dia.
Di samping itu, Wijayanto menambahkan, kewajiban Danantara untuk membayar bunga dan pokok obligasi dari Patriot Bond yang belakangan ini diluncurkan. Menurut dia, obligasi patriot bond ini tidaklah besar, yaitu hanya 2% per tahun. Artinya, tidak ada isu mengenai pembayaran bunga ini oleh Danantara.
“Ini jauh di bawah bunga pasar, apalagi dengan tenor 5-7 tahun, tidak ada masalah terkait pembayaran bunga dan pokok, asalkan dana dikelola dengan benar. Apalagi, bond tersebut rasanya bisa di-recycle,” tutur dia.
Sebelumnya, manajemen Danantara Indonesia memaparkan roadmap investasi Danantara Investment Management (DIM) untuk tahun 2026 di Raker tertutup bersama Komisi XI DPR RI.
Di mana roadmap yang dirancang untuk menjalankan mandat ganda yakni menghasilkan imbal hasil berkelanjutan sekaligus memberikan dampak ekonomi nasional.
“Mandat kami jelas, menghadirkan imbal hasil yang sehat bagi negara, sambil memastikan setiap investasi memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong transformasi nasional,” ujar CEO Danantara, Rosan Roeslani dalam keterangan tertulisnya.
Rosan memaparkan, dua contoh program yang bakal digarap tahun 2026, pertama Proyek Kampung Haji di Makkah yang diinisiasi melalui Inpres Nomor 15 Tahun 2025.
Dia bilang, inisiatif tersebut diproyeksikan membuka hingga 7.500 lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia serta menghasilkan nilai ekonomi lebih dari Rp 2,5 triliun per tahun melalui penguatan ekosistem halal.
“Project Berkah bukan hanya soal akomodasi jamaah, tetapi tentang membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia dan meningkatkan standar pelayanan publik bagi masyarakat yang melaksanakan ibadah haji,” kata Rosan.
Selain itu, Rosan memaparkan proyek WtE sebagai contoh proyek strategis domestik yang mendukung agenda ketahanan energi dan penanganan darurat sampah nasional. Proyek ini diklaim bakal menciptakan 3.500–4.500 lapangan kerja selama konstruksi, ratusan pekerjaan tetap saat operasi, serta potensi kontribusi hingga Rp 1,6 triliun per tahun terhadap PDB pada masa pembangunan.
Lebih lanjut, Rosan menegaskan, proyek WtE menunjukkan bagaimana pihaknya mengarahkan modal ke inisiatif yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan infrastruktur dasar.