Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Gizi Nasional (BGN) merespons bencana banjir dan longsor di Sumatera dan Aceh. Ratusan Sentra Pelayanan Pangan dan Gizi (SPPG) alias dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah kena dampak dialih fungsikan menjadi dapur darurat untuk memastikan kebutuhan logistik bagi para pengungsi.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, SPPG merupakan salah satu infrastruktur pemerintah yang siap siaga melayani masyarakat, termasuk dalam keadaan darurat bencana.
"Alhamdulillah SPPG ini salah satu infrastruktur pemerintah yang siap melayani siapapun. Dan dalam keadaan bencana ini, total seluruhnya ada 276 SPPG yang melayani pengungsi," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Dadan merinci, di Aceh terdapat 81 SPPG yang kini difokuskan melayani pengungsi, sementara 80 SPPG lainnya tetap beroperasi normal. Di Sumatra Utara, sebanyak 129 SPPG melayani pengungsi, dan di Sumatra Barat, terdapat 66 SPPG yang kini berfungsi sebagai dapur darurat.
Dadan menjelaskan, meskipun program SPPG biasanya berorientasi pada anak sekolah, dalam kondisi bencana, BGN melayani seluruh masyarakat yang kena dampak musibah.
"Dalam keadaan bencana, anak sekolah libur. Sementara anak-anak yang jadi korban juga anak-anak sekolah yang ada di pengungsian. Jadi kita harus layani, tapi ketika terjadi bencana, tidak hanya anak-anak yang kita lakukan. Namun, seluruh masyarakat yang mengalami musibah, jadi harus kita layani," jelas Dadan.
Terkait anggaran, Dadan memastikan pendanaan untuk dapur darurat ini sudah tersedia. Anggaran tersebut dikelola melalui virtual account yang tersemat di setiap SPPG.
Meski beralih fungsi menjadi dapur darurat, layanan makanan di lokasi pengungsian tetap mengikuti standar frekuensi yang sama dengan pelaksanaan MBG.
"Iya (Tetap satu kali sehari seperti pelaksanaan MBG)," pungkas Dadan.