17 September 2025 | 16.30 WIB
BANK Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada semester II atau hingga akhir 2025 di kisaran 4,6-5,4 persen. BI mengatakan pertumbuhan ekonomi pada sisa akhir tahun ini bisa membaik karena belanja pemerintah.
Gubernur BI Perry Wajiyo optimistis pertumbuhan ekonomi pada semester II membaik. “Dengan penguatan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah tersebut, pertumbuhan ekonomi semester II 2025 diperkirakan membaik sehingga secara keseluruhan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4 persen,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI secara daring, Rabu, 17 September 2025.
Pada semester II 2025, Perry menuturkan, ada indikator konsumsi rumah tangga masih lemah. Kondisi ini dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi konsumen, khususnya kelompok menengah ke bawah dan terbatasnya lapangan pekerjaan.
Di samping itu, Perry mengatakan investasi RI juga perlu diperkuat melalui percepatan realisasi berbagai program prioritas pemerintah, termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai daerah.
Sementara itu, ekspor diperkirakan lebih baik ditopang kenaikan ekspor produk pertanian dan manufaktur, khususnya komoditas minyak kelapa sawit (CPO) ke India seiring penurunan bea impor.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian,” katanya.
Dari sisi fiskal, Perry mengatakan belanja pemerintah diperkirakan meningkat pada semester II 2025 sejalan dengan implementasi proyek prioritas pemerintah seperti program ketahanan pangan, energi, pertahanan dan keamanan.
Di sisi lain, meningkatnya belanja pemerintah juga berkaitan dengan Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah 2025 yang baru saja diluncurkan.
Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penurunan suku bunga, pelonggaran likuiditas, peningkatan insentif makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.
BI kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Dewan Gubernur secara daring pada Rabu, 17 September 2025. Pemangkasan ini menjadi yang kelima kalinya sepanjang 2025. Sejak Januari 2025 lalu, BI sudah menurunkan BI Rate secara bertahap mulai dari 6 persen pada awal tahun menjadi 5,75 persen pada pada Januari, 5,5 persen pada Mei, 5,25 persen pada Juli, 5,00 persen pada Agustus, dan 4,75 persen pada September 2025.
Selain itu, BI menurunkan suku bunga deposit facility 50 bps menjadi 3,75 persen dari 4,25 dan lending facility turun 25 bps menjadi 5,50 persen dari 5,75 persen. Perry berharap penurunan BI Rate bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas.
Pilihan Editor: Berharap Kredit Perbankan Turun
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca