17 September 2025 | 19.52 WIB
Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) DKI Jakarta mengungkap dugaan penggunaan minyak babi dalam produksi food tray impor untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dugaan ini berawal dari hasil kunjungan pemasok ke sejumlah pabrik di Chaoshan, Cina, pada 19 Agustus 2025.
Wakil Sekretaris RMI-NU DKI Jakarta, Wafa Riansyah, mengatakan dirinya melihat langsung pencampuran minyak hewani berupa lemak babi dalam proses pencetakan wadah makanan. “Waktu kami melihat proses pembuatan, itu ada campuran minyak hewani,” katanya di Jakarta Pusat, Rabu, 17 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Wafa menegaskan batal membeli produk tersebut dan meminta dokumen material safety data sheet (MSDS) serta pelumas pabrik untuk diuji laboratorium. Menurutnya, berbeda dengan produk Indonesia yang menggunakan minyak nabati, sejumlah pabrik di Cina memilih minyak hewani untuk mengurangi cacat produksi.
Ia mengaku sudah menguji sampel di laboratorium Sucofindo di Indonesia dan di Singapura, namun keduanya gagal mendeteksi kandungan minyak babi. Untuk Sucofindo sendiri, menurut Wafa mereka mengaku tak punya metode untuk menguji sample tersebut. Wafa lalu menguji di dua laboratorium di Cina, termasuk Shanghai Global Testing Services Co (GTS), otoritas sertifikasi berpengalaman yang berfokus pada penyediaan layanan inspeksi, identifikasi, pengujian, dan sertifikasi pihak ketiga. “Kami tes lab di dua tempat di Cina, itu semuanya positif menggunakan lemak babi,” ujarnya.
Wafa menyatakan siap mempertanggungjawabkan hasil uji tersebut. “Saya bertanggung jawab di dunia dan akhirat, bahwa yang saya sampaikan itu benar. Pelumas mengandung minyak babi, untuk melembutkan food tray yang saat ini diekspor ke Indonesia,” katanya. Ia juga menyebut ompreng impor dari Cina sudah dipakai oleh sekitar 80 persen siswa penerima manfaat MBG.
Temuan ini sudah ia laporkan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wafa mengatakan MUI telah menanggapi aduannya, sementara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) berjanji melakukan survei ke pabrik di Cina untuk memverifikasi kandungan minyak babi tersebut.
Pilihan editor: Yang Terancam Ketika Gag Nikel Kembali Beroperasi